Rizky Akbar


Biodata :
Nama : Rizky Akbar
TTL : Jakarta, 27 juli 1988
Bio : full time traveler, part time student university and every moment photography.
Hobi : menggambar dan membaca
Band : okaydokay, another project, pupils, A.S.I.S
Exhibition : The Terror of Six Voices. In Young and Dangerous II ( 2010 ), personal character in   launching mini album Another Project or A.P in portrait ( 2010 )
Status : always single shit..!
“ Photography adalah sebuah cara untuk mengekspresikan dan mengapresiasikan suatu imajinasi, dan untuk mentransfer ide-ide liar kita ke orang lain.” ( rizky akbar )
Dibalik bentuk fisiknya yang mungil terdapat sebuah pemikiran dan kecintaan yang begitu besar pada foto. Bermula dari sebuah keisengan saat masih mengenakan putih abu-abu pada dunia visualisasi imajinasinya, terbentuklah sebuah mimpi untuk menjadi seorang raksasa. Ya itu lah Rizky Akbar yang tak pernah berhenti untuk belajar dari apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia rasakan, selalu haus akan setiap tetes ilmu dari dalam cawan hidup dalam dunia photography. Ini lah kutipan wawancara saya dengan Rizky.
Al            : apa kabar ki ?
Kiki         : halo al..baik..
Al            : sibuk apa sekarang ? gimana dengan taktiktuk ? ada rencana apa ke depan ?
Kiki         : lagi memperbanyak materi dan search2 ilmu neh buat nyempurnain lagi konsep foto yang akan digarap kedepan..TAKTIKTUK masih dalam tahap memperlebar sayap dan memperbanyak link..kedepannya TAKTIKTUK mau intens di cirebon, kalo udah banyak masa kita mau buat event atau workshop ke sekolah-sekolah.
Al            : yeaaah kull..menurut kamu gimana keadaan photography di kalangan remaja di cirebon sendiri ? sampe kamu kayanya semangat 45 banget ingin mengajarkan photography ?
Kiki         : kebanyakan dari mereka sudah interest sama photography itu sendiri, tapi sayang semangatnya masih angin-anginan.dan mereka lebih mau ke tampilan awal yaitu photography adalah memiliki DSLR, padahal memiliki DSLR tidak menjadikanmu seorang fotografer, tapi hanya menjadi pemilik DSLR ( kamera user belaka ).
Al            : wihiiii...seru..!! jadi intinya menjadi seorang photographer tidak harus memiliki DSLR dong..bukanya itu juga suatu kebutuhan, gimana tanggapan kamu ? lalu apa yang dibutuhkan ?
Kiki         : ga gitu juga al..tapi kebanyakan sekarang photography jadi life style..ke pensi-pensi dengan membawa DSLR adalah “gaya”.. tanpa mempertanggung jawabkan dari output dan purpose nya saat memotret acara. Rata-rata di cirebon, kalo kita mau rangkul anak-anak yang suka foto mereka malu karena tidak memiliki DSLR..dan akhirnya mereka menghilang..kalo memang benar passion mereka ke photography, mereka lebih interest kalo ada acara-acara atau diskusi foto,saya salut dengan seorang teman yang rajin memotret pake camdig biasa, hasilnya memang kurang memuaskan, tapi dia akali si subjek agar fotonya lebih terlihat different dan edit untuk mengejar foto menjadi juara. Tandanya dengan keterbatasan dia menjadi lebih berfikir, artinya kreatifitas akan dimainkan.
Al            : apakah ini ada sangkut pautnya antara pola pikir remaja dengan photography yang telah menjadi sesuatu yang popular dalam tanda kutip ? apa yang ingin kamu lakukan terhadap fenomena ini untuk memajukan dunia photography di cirebon ?
Kiki         : iya tentu, mungkin remaja jaman sekarang dan termasuk saya juga sering dimanjakan oleh hal-hal yang serba instant..melihat fenomena ini saya Cuma bisa memperjuangkannya dengan mengeluarkan artwork-artwork yang lebih kreatif dari yang sebelumnya mereka tahu. Contohnya waktu itu saya dan teman saya menggelar worshop kameran lubang jarum ( KLJ ) yang dibuat dari kaleng bekas..tapi tetap saja kebanyakan dari mereka masih enggan dan lebih ingin hal-hal yang lebih instant. Mungkin perlu waktu yang lama untuk melakukan suatu perubahan.
Al            : lalu apakah dalam mempelajari photography juga harus dibarengi dengan proses membangun intuisi ? apa guna intuisi itu sendiri ?
Kiki         : ya pastinya al...intuisi dalam konteks ini bisa kita bilang kepekaan. Seberapa sensitif kamu, sebagai seorang fotografer yang kreatif kita harus sensitif, istilahnya peka dengan keadaan, yaitu cahaya, mengerti bentuk, komposisi warna, mood, dan kalo memotret subjek berupa orang ( model ), kita juga harus mengerti orang itu.
Al            : kamu sendiri lebih condong ke arah mana dari sekian banyak genre dalam photography..? knp ?
Kiki         : saya lebih tertarik ke fashion, karena selama ini yang saya geluti adalah memotret model.. banyak yang bisa saya eksplor dengan memotret model, yaitu melatih komunikasi dengan seseorang, jadi kita bisa mengerti orang itu, karna sebenarnya saya pemalu. Bukan Cuma model tentunya, kita juga harus bisa membuat paket yang menarik dari fashion photography, yaitu ekspresi, gerak tubuh, pakaian, lighting dan mood.
Al            : apakah terdapat etika dalam photography?, karena ada saja oknum fotografer yang  “nakal” kepada modelnya ?apakah ada teman atau kenalan kamu sesama fotografer yang demikian ?apakah ada imbas untuk kamu dan teman-teman fotografer lain ?
Kiki         : ya tentunya banyak saya jumpai yang seperti itu. Mereka tertarik bukan karena fashionnya, tapi mereka lebih ke photographing women dengan alasan photography untuk melihat badan wanita telanjang. Sewa pelacur aja sekalian !!. Kalau kita memotret orang, apakah kita mencoba mengerti orang itu ?saya berani taruhan kalo mereka dikasih model yang kurang begitu menarik apa bisa mendapatkan foto yang menarik? Kebanyakan lagi liat dari segi beauty nya aja. Imbas terhadap temen-temen yang lain tentu ada, bisa saja para model tidak lagi percaya, bisa saja mereka menilai photography fashion sama dengan porno atau buka-bukaan.
Al            : cadaaaaaasss....lalu apa pesan kamu untuk oknum fotografer yang berlaku seperti itu?
Kiki         : sebaiknya kalo belum siap berkarya jangan terlalu muluk-muluk dulu,karena ada etika dalam photography. Ada tanggung jawab dalam purpose yang kita akan buat. Apa siap dengan keadaan seperti itu ? semua membutuhkan waktu dan proses yang lama..dan jika ingin image nya terbentuk, janganlah membuat hal-hal yang bisa membuat penilaian orang negatif, karena pendapat orang bisa saja lain-lain, dan satu lagi pesan saya terhadap oknum itu..SEMOGA BERHASIL  : ) 
Al            : sampe kapan kamu akan menggeluti dunia photography ?
Kiki         : awalnya hanya iseng dan ga ada fikiran ke serius sama sekali. Tapi udah terlanjur basah  mungkin ini akan menjadi profesi selama masih mampu berimajinasi
Al            : thx ki buat ngobrol-ngobrolnyaa...hehehe... last word dong bos...
Kiki         : sepuluh ribu foto yang kamu jepret pertama adalah sampah, jadi perbanyak lagi prakteknya, dan eksplor terus...karena kita akan memasuki dunia yang membutuhkan banyak proses kreatif.
 ( Interviewed by al )